Thursday, December 15, 2011

BUKAN MAKANAN TAMBAHAN

Yani, karyawati sebuah kantor, secara rutin mengonsumsi vitamin c. Setiap hari ia makan minimal 1 butir vit c merk x dengan dosis 500mg, yang harganya relatif murah dan muadah diperoleh di toko atau minimarket. "Saya makan vit untuk menjaga kondisi tubuh saya," ujarnya.
Yani bukanlah satu-satunya orang yang rutin makan suplemen vit, bahkan suami saya pun juga demikian. Mereka mengonsumsi berbagai suplemen vit yang banyak diiklankan di media massa dan dijanjikan dapat memulihkan kondisi fisik, meningkatkan stamina, dan mencegah penyakit.
Dr Marius W staf ahli kesehatan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, mrmbrnarkan adanya gaya hidup tersebut terutama di perkotaan. "Kebanyakan mereka termakan iming-iming iklan padahal khasiat yang ditawarkan belum tentu benar."
Contohnya, banyak orang sekarang percaya iklan untuk menenggak vit c minimal 500mg per hari. Padahal kebutuhan vit c orang dewasa hanyalah 300mg per hari. untuk memenuhinya pun cukup dengan mengonsumsi buah-buahan segar. "Kalaupun merasa perlu memakan vit c tambahan, mengapa tak gunakan vit c generik saja?" Vit c generik dapat ditemukan dalam kemasan 10 dan 50mg. Sehingga kita dapat menghindari kebiasaan mengonsumsi vit c secara berlebihan.
Konsumsi vitamin yang lain, seperti A,D,E dan K secara berlebihan dapat menyebabkan sisa yang tak terpakai tertimbun di hati, dan akan menyebabkan kelainan fungsi hati.
Bila terjadi kelainan fungsi hati, akan gampang terjadi kelainan-kelainan lainnya dalam fungsi organ tubuh.
Vit c dan b yang masuk berlebihan dalam tubuh memang bisa keluar saat buang air atau melalui keringat. Namun tetap dapat mengakibatkan iritasi lambung atau diare. Untuk mereka yanbg sakit dan dalam masa pemulihan, atau mereka yang pekerjaannya benar-benar berat, vit tambahan akan banyak berguna. Namun untuk kalangan kebanyakan, rasanya tidak perlu untuk mengonsumsi vit tambahan banyak-banyak.
Harus diingat, vitamin bukanlah pengganti makanan. Yang terbaik adalah tetap mengonsumsi vitamin dari bahan makanan alami.

Sumber: Republika 1996